“I Really Like You, Sa.”

titikbentala
3 min readJun 20, 2024

--

Benar kata pepatah tentang tidak ada yang tau bagaimana masa depan berjalan, seperti bagaimana Issa yang juga tidak pernah tau bahwa hari ini, malam ini, dirinya duduk di sebuah studio 1 bioskop ternama bersama dengan Gemi yang jauh dari perkiraan.

Apakah hubungan nya dengan Gemi sudah dalam tahap yang baik? Tidak. Issa masih menganggap Gemi sangat menyebalkan, meski pun laki-laki 180 senti itu yang membayar tiket dan juga popcorn untuk mereka berdua. Issa juga masih tidak mengiyakan ajakan Gemi untuk menjadi teman nya, meski pun laki-laki itu membiarkan Issa yang memimpin jalan begitu keluar dari pintu mobil menuju ke studio satu.

Lantas apa sebenarnya yang terjadi antara dirinya dan juga Gemi? Tidak tau dan Issa juga tidak mau tau. Saat ini yang ingin Issa ketahui hanyalah tentang jalan cerita dari film yang akan mereka berdua tonton. Tidak peduli dengan pertanyaan yang menumpuk di dalam benak nya setiap pandangan nya bertemu dengan Gemi yang mengukir senyum simpul sembari menyemili popcorn karamel tersebut. Tidak ingin menaruh perhatian juga pada ingatan nya tentang obrolan antara Rafael dan juga Gemi beberapa hari silam yang entah mengapa tiba-tiba muncul setiap kali ia bersama dengan Gemi, tentang bagaimana perasaan laki-laki di samping nya ini terhadap dirinya.

Layar lebar itu belum memulai film nya, masih menampilkan beberapa komersial yang sempat Issa lihat di ponsel nya setiap menggulir sosial media di waktu senggang, tapi popcorn karamel nya sudah cukup banyak berkurang padahal film belum sepenuhnya di mulai. Tetap pada pendirian awal, Issa tidak akan peduli. Toh, tidak ada sepeser pun uang yang ia keluarkan malam ini, kendati dirinya memaksa agar Gemi mau berbagi meski hasilnya nihil.

Tapi ketidakpedulian nya tidak bertahan lama begitu ia merasakan bahu Gemi yang menyentuh miliknya, serta bagaimana dia berbisik pelan kepada nya meski pandangan laki-laki itu masih tetap pada layar lebar di depan sana. “Sa, gue mau ngomong sesuatu sebelum lampu nya di matiin.”

Issa mungkin terlihat acuh dengan pandangan lurus tanpa menoleh barang sedetik pun ke arah Gemi, tapi detak jantung nya yang tiba-tiba berhenti berdetak membuat Issa kelimpungan sebab ia bisa merasakan betapa dekatnya Gemi dengan nya saat ini.

But once the lights are turned off , please forget what I said, okay? Because you have to focus on the movie we’re going to watch.”

Issa tidak mengangguk namun tubuhnya terdiam kaku ketika satu kalimat dari Gemi meluncur mulus dalam pendengaran nya.

I really like you, Sa.”

Dan katakan bagaimana caranya Issa bisa melupakan kalimat sialan itu ketika lampu di matikan dan Gemi masih sempat memberikan usapan penuh sayang di atas kepalanya sebanyak dua kali. Katakan bagaimana caranya Issa bisa fokus pada jalan cerita film yang mereka tonton ketika ingatan nya hanya bisa menampung kalimat sialan dari Gemi beberapa menit yang lalu.

Bahkan sampai film yang mereka tonton sudah habis dan kedua nya sudah keluar dari studio satu, Issa masih belum bisa melupakan apa yang Gemi katakan. Malah belum menangkap jelas apa maksud dari omongan laki-laki tersebut, ketika Gemi justru berhenti melangkah dan terdiam kaku seperti dirinya beberapa jam yang lalu hanya karena seseorang yang berdiri tepat di hadapan kedua nya.

Seseorang yang rasanya bisa membuat hati Issa kembali patah, pada waktu yang tidak bisa Issa tebak.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

No responses yet

Write a response